Realita Inovasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Kota Palopo/Luwu Raya, "Terbukti" Untungkan Pemerintah Lupakan Inisiator ?


Palopo, MoN_Meraknusantara.com, -Hari ini, Rabu 26 April 2023 Terbukti Budidaya Rumput Laut Cattonik menjadikan sejumlah masyarakat pesisir Kota Palopo mengalami perubahan hidup ekonomi menjadi sejahtera dari kehidupan sebelumnya mereka hanya sebatang kara sebagai warga penduduk miskin kota dan Luwu Raya menjadi lapangan kerja bagi warga masyarakat yang mustahil dapat jadi karyawan di sejumlah perusahaan yang harus dengan persyaratan Ijazah Sekolah. 


Budidaya Rumput laut Cattonik metode laut dalam yang dirintis oleh Muhammad Nasrum Naba pada tahun 2003 di Pantai 1 Songka Kecamatan Wara Selatan Kota Palopo yang notabene sebagai Wartawan Manggala Express merangkap pengurus LSM Arus Bawah dari Forum Komunikasi Informasi Reformasi Bumi Sawerigading yang di nahkodai oleh Rahmat Karim Voxchy, awalnya dipandang sebelah mata bahkan dengan sendirian sejumlah orang yang mengaku sudah menjadi pelaku budidaya rumput Cattonik metode rumah rakit terbuat dari pohon Bambu, mengaku gagal dan mengatakan bahwa pekerjaan ini tidak biasa berhasil, ungkapnya pesimis sembari tertawa mengejek. 

Dengan nada sindiran, ia menyebutkan bahwa ketika dirinya bersama sejumlah orang anggota kelompoknya yang dibina oleh Pemerintah Dinas terkait, di Wilayah Luwu Raya dan Palopo ini pekerjaan rumput ini tidak bisa dikembangkan karena banyak ikan Baronan senagai pantangannya sebagai hama pemakan rumput, tegasnya meyakinkan. 

Mendengar pernyataan masyarakat dengan anggapan pesimis itu, Daeng Naba tak goyah dengan pendiriannya untuk melanjutkan inspirasinya demi pemberdayaan masyarakat pesisir hidup lebih baik dari sebelumnya sekaligus sebagai salah satu lapangan kerja bagi kaum ibu dan anak-anak yang realita faktanya sudah terbukti saat ini. 

Sang  wartawan yang  dikenal sangat idealis ini tetap yakin bahwa budidaya rumput laut Cattonik metode laut dalam dengan pelampung dan jangkar, seperti hasil penelusurannya di Kabupaten Bantaeng pada akhir tahun 2002, optimis usahanya budidaya ini merupakan hal yang dapat meningkatkan ekonomi dan tatap hidup masyarakat pesisir, ungkapnya kepada Wartawan Media ini. 

Dalam upaya budidaya rumput laut Cattonik di Pantai 1 Songka yang dimodali oleh salah seorang Tokoh Koperasi di Tanah Luwu waktu itu, oleh H.Abdul Rasyid, BA awalnya hanya 38 tapi bentangan bibit. Inspirasi Inovasi ini mendapat dukungan dari beberapa orang seperti Budiman, ST mantan Anggota DPRD Kota Palopo, Alm. Andi Irfan, Ilham Baso Seri, Asbar dan Bung Bleck (panggilan kerennya), dll. 

Adapun bibit Rumput laut Cattonik diambil dari Kabupaten Bantaeng dan dikirim lewat mobil Bis Angkutan Umum Pelita Raya. Pada intinya, setelah menjelang dia bulan kemudian, hasil perkembangan budi daya rumput terlihat cukup menjanjikan dan beberapa ikatan tali gantungan rumput dijadikan sample untuk dijadikan contoh pembuktian kepada Pemerintah Kota Palopo yang kalau itu, Wali Kota Palopo adalah Alm. Drs. H. Andi Pateddungi Tenriadjeng, M. Si. Ketika itu, Daeng Naba yang didampingi oleh Kader muda wartawan SKU Tegas Jaman Teguh AMT, langsung mengantarkan pembuktian hasil budidaya rumput laut Cattonik dengan rumput yang telah dikeringkan dan tergolong hasilnya super. 

Kendati demikian, Walikota Palopo yang ditemui di ruang kerjanya kalau itu ( Juni 2003 ), menanggapi informasi dan realita pembuktian hasil uji coba budidaya rumput laut, spontan ditanggapi oleh Walikota Palopo dengan pernyataan, "Sekarang ini adalah era reformasi dan Pemerintah tidak bisa turut campur dengan hal-hal seperti ini, dan silahkan saja dilakukan dan buktikan selanjutnya, dan mari kita bersaing dengan pemerintah ".

Mendengar pernyataan sikap Walikota Palopo seperti itu, sontak prinsip idealisme Sang Wartawan yang santer bangga dengan predikatnya sebagai wartawan termiskin di Indonesia ini tersulut emosi dan secara tegas pula menjawab, oh kenapa begitu pak Wali ? Baiklah, kalian suatu saat nantinya, terbukti masyarakat meningkat kesejahteraan ekonominya, apa konsekwensinya, tanya Daeng Naba terlihat emosi ungkapnya pada awak media ini. Kemudian setelah itu, langsung pamit untuk meninggalkan ruangan kerja Walikota tanpa dibarengi dengan salam pamit bahkan kepada Sang Kader Wartawan Pemula Jaman Teguh AMT, sontak pula mendapat instruksi keras dilarang beri pamit sama Walikota Palopo dengan berjamak tangan sekaligus memerintahkan kepada Jaman, anda silahkan keluar duluan dari ruangan ini. 

Kejadian ini sempat diketahui oleh Asisten II Setda Pemerintah Walikota Palopo Drs. H. Haidir Basir mengklarifikasi perdebatan di ruang Walikota Palopo yang sedikit menimbulkan suara lantang dari dalam ruangan oleh staf dan ajudan Walikota Palopo dan melaporkannya kepada H. Haidir Basir sebagai sosok figur yang sangat kharismatik dimata para kru media kalau itu. Dan menurut Daeng Naba kepada Asisten II Pemkot Palopo, sembari mengklierkan bahwa kami ini selain Wartawan juga sebagai anggota Pengurus LSM FKIR BS yang peduli terhadap fenomena peradaban hidup masyarakat, terutama dan khususnya tentang pemberdayaan sosial ekonomi dan lapangan kerja. Oleh karena itu, inspirasi inovatif tentang Budidaya rumput laut Cattonik kami perlihatkan sesuatu pembuktian konkritnya agar Pemerintah Kota Palopo kedepan dapat mengulurkan tangannya melalui Dinas Terkait demi untuk peningkatan tatap hidup ekonomi masyarakat arus bawah. Ulasanya menggambarkan historis awal mula pelaksanaan budidaya rumput laut Cattonik metode laut dalam di Kota Palopo dan Luwu Raya. (SS_01.Nasrum Naba)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama